MENJEMPUT REJEKI

Jam menunjukkan pukul 3:30 pagi sepertinya baru sebentar mata ini dipejamkan, inilah rutinitasku di mulai. Berangkat jam 4 pagi menuju stasiun untuk memulai jihad mencari nafkah untuk keluarga, satu hal yang ada dalam benakku inilah ikhtiarku untuk mencari rezeki menafkahi anak istri dengan ridho Allah SWT. Jarak 110 km bukan hal sulit buat ku.

MENJEMPUT REJEKI / NAFKAH BAGI KELUARGA ITU . . .

1. Perintah Allah Subhanahu Wa ta’ala yang wajib hukumnya.
2. Sama Kedudukan nya dengan SHALAT.
3. Sama kedudukan nya dengan JIHAD
4. Disukai ALLAH SUBHANAHU WA T’ALA
5. DLL.

A’uudzu billaahi minasysyaithaanir rajiim Bismillahirrahmaniraahim...

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-,keluarga dan para sahabatnya.
Dan karenaa rahmat-Nya Dia jadikan untuk mu malam dan siang , supaya kamu ber-istirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari Karunia-Nya pada siang hari dan agar kamu ber-syukur kepada-Nya. “( Al Qashash , 28 : 73 ) ,

Carilah rejeki itu disisi Allah , Sembahlah DIA dan bersyukurlah kepada-Nya. Kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.”(Al’Ankabuut, 29 : 17)

“ Pria menjadi pimpinan wanita karena Allah telah memberikan kelebihan (kekuatan) kepada lelaki dari wanita dan karena pria bertanggung jawab menafkahkan hartanya “ ( An - Nisaa’ , 4 : 34 )

“ Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuan -nya . Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberi - kan Allah kepadanya . Allah SWT tidak akan memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepada-nya . Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan . ( Thalaaq , 65 : 7 )

Jika shalat telah ditunaikan, bertebaranlah kalian di permukaan bumi, dan carilah sebagian dari karunia Allah.” Qs. Al Jumu’ah: 10.

Dialah Allah yang menggunakan kata perintah pada ayat itu (fantasyiruu) dan (wabtaghuu), dan kata perintah adalah wajib hukumnya selama tidak ada dalil yang lain yang membantah kewajibannya, sehingga hukumnya berubah menjadi sunnah atau mubah.

Bahkan Rasulullah saw menguatkan dengan sabdanya:

“Bekerja mencari yang halal itu suatu kewajiban sesudah kewajiban beribadah.” Hadits Riwayat Thabrani dan Baihaqi.

Abu Hurairah r.a mengisahkan bahwa Nabi saw. Bersabda , “ Seseorang yang memperoleh ( harta ) secara sah ( halal , menurut hukum ) , menyelamatkan dirinya dari minta-minta dan menunaikannya demi makan dan minum keluarganya dan menolong tetangganya , akan berjumpa Allah SWT. Dihari pengadilan dengan wajah bercahaya bagaikan bulan. Dan seorang yang memperoleh ( harta) secara tidak halal ( menurut hukum ) dengan suatu pandangan lebih beruntung dari-pada sebelumnya dan untuk menunjukkan bahwa kekayaannya lebih besar dari pada orang lain , akan bertemu dengan Allah SWT. Dalam kemurkaan. “( HR. Baihaqi )

MENJEMPUT REJEKI NAFKAH BAGI KELUARGA  ITU  KEDUDUKKAN NYA SEIMBANG DENGAN SHALAT HARUS DISEGERAKAN (JANGAN DI TUNDA TUNDA)

“Jika shalat telah ditunaikan, bertebaranlah kalian di permukaan bumi, dan carilah sebagian dari karunia Allah.” Qs. Al Jumu’ah: 10.

Dia Allah ‘mengikat’ pekerjaan shalat yang ibadah mahdhah, dengan pekerjaan mencari karunia yang ibadah ghairu mahdhah dengan haruf (fa) yang berarti segera, sehingga tidak boleh ada jedah waktu yang memisahkan antara keduanya. 

MENJEMPUT REJEKI NAFKAH BAGI KELUARGA  ITU  KEDUDUKKAN NYASAMA DENGAN JIHAD BERPERANG DI JALAN ALLAH

Dialah Allah pada ayat berikutnya memerintahkan membaca Al Qur’an yang mudah bagi mereka yang berjalan mencari karunia Allah, dan bagi mereka yang beperang di jalan-Nya.

”Barang siapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang di jalan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)

MENJEMPUT REJEKI NAFKAH BAGI KELUARGA  ITU APALAGI DENGAN SUSAH PAYANG DAN PERJUANGAN KERJA KERAS  SANGAT DISUKAI ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA

Rasulullah saw juga bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta‘ala suka melihat hamba-Nya bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal”. (HR. Dailami).

“Sesungguhnya Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang Mukmin dan berusaha”. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari lbnu ‘Umar)

SAUDARAKU , TIDAKKAH KITA RINDU UNTUK DISUKAI/DISAYANGI ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA ???

Mencari nafkah itu pekerjaan  terhormat dan pekerjaan para Nabi Allah. Ia membangun izzah karena tidak mengemis, dan besar kemungkinan ia dapat memberi dan membantu orang lain, walaupun ia seorang tukang kayu bakar, atau pandai besi seperti Nabi Daud, atau tukang kayu seperti Nabi Zakariya, maka benarlah sabda Nabi Muhammad saw:

“Hai anak Adam! Sesungguhnya jika kamu memberi dari kelebihan hartamu adalah baik bagimu, dan buruk bagimu jika kamu menahannya, engkau tidak akan dicela selama kamu tidak meminta-minta, mulailah bersedekah kepada keluargamu, dan tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan yang di bawah.” Hadits riwayat Muslim dari Abu Umamah bin ‘Ijlan ra.

KARENA-NYA . . . .

Jangan ‘pilih-pilih’ pekerjaan dalam mencari nafkah , YANG PENTING HALAL !  ,

KETIKA PELUANG DATANG (apalagi tanpa dicari) RAIHLAH LANGSUNG !!!

Semua pekerjaan adalah baik, selama pekerjaan itu halal. Nabi Musa, Nabi Isa dan Muhammad saw, tidak pernah merasa terhina menjadi gembala kambing, demikian pula Nabi Daud dan Nabi Zakariya yang telah disebut di atas. Berdagang sayur di pasar, menarik motor ojek, menjadi pedagang dorongan, menjadi cleaning service, dan segala macam pekerjaan, yang di mata masyarakat – mungkin – hina, adalah jauh lebih baik daripada menganggur hidup di bawah tanggungan orang lain, meminta minta dan atau menjadi pengemis.
kesuksesan itu secara umum di awali dari bawah dan menuju sukses itu memerlukan Proses , JADILAH CERDAS SEBAGAI HAMBA ALLAH SEBAGAI MANA ALLAH ITU MAHA CERDAS , MILIKI MENTAL DAN SEMANGAT SEBAGAI PEMENANG  DAN BERGAUL BAIK LAH DENGAN PARA PEMENANG , DENGAN ORANG2 YANG POTENSIAL  , DENGAN ORANG KAYA YANG DERMAWAN . . . . , DAN BELAJAR BANYAK LAH DARI MEREKA . . . 

SALAH SATU CONTOH KONKRIT KESUKSESAN DI AWALI DARI BAWAH ADALAH PEMILIK PERTAMA PT. GUDANG GARAM AWAL NYA ADALAH PEDAGANG ASONGAN ROKOK YANG DI JAJAKAN KE PARA PEGAWAI GUDANG GARAM DI JAWA TIMUR.

“ Adalah sangat cukup membuat seorang menjadi pendosa , bahwa ia menghindari apa yang menjadi tanggungannya.” ( Riyadh Ash-Shalihin , Abu Dawud dll )

DAN JANGAN TERABAIKAN SETELAH ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA MENGARUNIAI KITA REJEKI UNTUK MENYEMPURNAKAN DAN MENGEMBANGKAN REJEKI TERSEBUT , KELUARKANLAH BAGIAN DARI REJEKI TERSEBUT KEPADA YANG BERHAK MENERIMANYA.

“ Kamu tidak akan memperoleh kebaikan ( yang sempurna ) , sehingga kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya ” ( Ali Imran , 3 : 92 ) (At Taubah , 9 : 24)

Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah , niscaya akan dibalaskan dengan cukup kepada-mu dan kamu tidak akan dianiaya.” ( Al An Faal , 8 : 60 ) , “ Tidak kurang harta karena sadaqoh. ” (HR. Muslim )

“ Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya pada jalan Allah , adalah seumpama sebuah biji yang menumbuhkan tujuh tangkai , pada tiap-tiap tangkai itu berisi seratus biji. Dan Allah melipat gandakan bagi siapa yang dikehendaki-Nya , dan Allah Maha Luas ( karunia-NYA ) lagi Maha Mengetahui.” ( Al Baqarah, 2 : 261 )

“ Dan perumpaman orang – orang yang menafkahkan hartanya karena mengharap - kan keridhaan Allah dan untuk menetapkan ( keimanan ) didalam hatinya , adalah seperti sebidang kebun terletak pada dataran tinggi , ditimpa hujan lebat , maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Maka jika hujan lebat tidak menyiraminya , maka ( disiram ) hujan gerimis. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” ( Al Baqarah , 2 : 265 )

“ Siapa yang meminjamkankan kepada Allah dengan pinjaman yang baik ( ket : Infaq , sadaqoh , sumbangan-sumbangan lain di jalan Allah ) , maka Allah akan melipat ganda - kannya dan pahala yang mulia baginya “ ( Al Hadiid , 57 : 11 & 18 , At Taghaabun , 64 : 17 , Al Baqarah , 2 : 245 )
(Thx. Mas Iman)

Wassalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuhu ,